Mahfud menganggap pertanyaan ayah Jan Ethes itu tak layak untuk dijawab.
Penampilan debat cawapres tadi malam telah membuka semakin lebar siapa sesungguhnya Gibran. Ia tak hanya disebut songong dan tidak sopan, tapi ia juga kemlinthi dan keminter.
“Gibran masih sangat labil emosi dan kepribadiannya. Pada saat yang sama dipaksa memasuki dunia politik harus bersikap ganda. Sedangkan Gibran belum memiliki kecakapan untuk itu. Dampak kepribadiannya, akan pecah berantakan,” kata Koordinator Kajian Merah Putih Profesor Sutoyo Abadi kepada media di Jakarta Senin (22/02/2024).
Sutoyo menegaskan Timses Gibran tidak menyadari atau terpaksa memaksa Gibran, menerapkan strategi bisa keluar dari kesulitannya dalam debat di luar kemampuannya. Maka yang muncul justru naluri, memori, kesadaran, kepribadian yang aneh dan ke kanak kanakan.
Menurut Sutoyo, dampaknya bagi generasi atas perilaku songong Gibran, akan ada reaksi dari anak muda khususnya pada level pendidikan tertentu (mahasiswa misalnya), rasa muak, jijik kecaman dan penolakan kepada Gibran yang sudah menyadang anak haram konstitusi dan cawapres yang melecehkan kompetensi dan sangat membahayakan negara.
Kelak lanjut Sutoyo, Gibran akan menyeret Prabowo dan Jokowi dengan dinastinya akan rontok dengan datangnya gelombang perlawanan apabila sampai menenangkan Pilpres 2024.
“Jokowi akan menerima resiko politik yang sangat besar bersama keluarga dan kroni kroninya,” pungkasnya. (*)
IN- pcs Gibran Tengil dan Sombong